Ku"dengar"Ksih sayangnya 06.23

Sepanjang ingatanku,semasa pertumbuhanku menjadi dewasa aku tidak pernah mendengar ayahku mengucap kata-kata"aku sayang padamu".Apabila seorang ayah tidak pernah mengucapkannya sewaktu anaknya masih kecil ,maka dengan pertambahan usia si ayah akan semakin sulit saja baginya untuk mengatakannya.Terus terang saja ,aku benar-benar tidak ingat kapan terakhir kalinya aku mengucapkan kata-kata itu kepadanya.Karenanya,pada suatu kali aku memutuskan nutuk menyingkirkan perasaan gengsi dan melakukan langkah pertama.Dalam percakapanku dengan ayahku yang berikut lewat telepon,setelah agak gengsi sejenak,aku mengucapkannya,"Ayah........aku sayang padamu!".
Sejenak tak terdengar apa-apa,lalu ayah menjawab dengan kikuk,"Yah..........sama-samalah!".
Sambil tertawa geli kukatakan,"Ayah,aku tahu ayah sayang padaku,dan aku juga tahu bahwa jika ayah merasa sudah sanggup,ayah akan mengucapkan apa yang hendak ayah katakan."
Lima belas menit kemudian ibuku menelepon.Ia bertanyadengan nada gelisah,"Kau baik-baik saja,Ulin?".
beberapa setelah itu,ayah mengakhiri percakapan kami lewat telepon dengan kata-kata,"Ulin,aku sayang padamu."Ketika kami berbicara itu aku sedang belajar.Air mataku menetesketika akhirnya aku "mendengar" kasih sayang ayah.Sementara kami sama-sama menangis,kami berdua menyadari saat istimewa ini telah menjunjung hubungan ayah/anak ke suatu tingkat yang beru.
Tidak lama setelah saat istimewa itu,ayahku menjalani operasi jantung yang nyaris saja merenggut nyawanya.Sejak itu aku sering merenung : Andaikan aku tidak memulai dan ayah meninggal dunia setelah dioperasi ,aku takkan pernah bisa "mendengar" kasih sayangnya.

0 komentar: